Refleksi Lailatul Ijtima'


Alhamdulillah, telah 2 tahun lebih, tepatnya sejak Desember 2017, Lailatul Ijtima' (Li) MWC NU Kedungkandang Malang berlangsung dari masjid ke masjid. Tentu, ada banyak kekurangan selain juga kelebihannya.
Li merupakan media silaturrahim antar nahdliyyin, baik di struktural maupun kultural. Di tengah gelaran Li, pengurus harian MWCNU, lembaga, dan banom NU mulai IPNU-IPPNU, Fatayat, Muslimat dan Ansor-Banser, bisa bersilaturrahmi, melakukan konsolidasi, musyawarah, mengatasi masalah, dls.

Dari aspek ini, tentu Li merupakan potensi besar yg perlu dirawat oleh seluruh warga NU, khususnya di Kedungkandang Malang, agar tetap eksis dan semakin besar syiar dan manfaatnya bagi umat.
Ini artinya, Li menjadi salah satu indikator kebesaran, kekompakan, sekaligus kekuatan NU. Selama ini, NU diyakini besar dg jumlah pengikut lebih dari 80 juta jiwa. Bahkan, di Kedungkandang Malang sendiri, NU sbg mayoritas tidak perlu diragukan lagi, terutama pada aspek NU Kultural
Akan tetapi, mengapa soliditas dan rasa ghirah warga NU terhadap Li masih belum maksimal? Padahal, potensi yg dimiliki NU jauh lebih besar dari yang tampak di permukaan. Tentu, hal ini menjadi PR bersama agar semua elemen NU bergerak dan menggerakkan umat nahdliyyin untuk bersama membesarkan Li.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar